MAKALAH ORGANISME
AUTOTROF
Diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah BIOLOGI UMUM
Dosen
Pengampu Mata Kuliah : Dra. St. A . Widayati, M.Pd
Oleh
:
MATEMATIKA ( 2013 C /
Sore )
1.
Imam Abadi (
1331037 )
2.
M. Ali Murtadho (
1331052 )
3.
Rizul Nurmalita Sari (
1331093 )
4.
Syafa’atul Ilmiah (
1331101 )
5.
Umi Chabibah (
1331108 )
PROGRAM
STUDI MATEMATIKA TAHUN 2013
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
PGRI SIDOARJO
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. 1
Daftar isi ............................................................................................................ 2
PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Organisme
Autotrof ............................................................ 3
1.2.Macam-macam Organisme
Autotrof .................................................... 3
1.3.Metabolisme Autotrof .......................................................................... 4
1.4.Pengertian Organisme
Heterotrof ......................................................... 6
1.5.Macam-macam Organisme
Heterotrof ................................................. 6
1.6.Metabolisme Heterotrof ....................................................................... 6
PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Organisme
Autotrof
Organisme Autotrof adalah makhluk
hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik
menjadi bahan organik.
Contoh organisme autotrof adalah
tumbuhan dan beberapa jenis bakteri.
Proses pembuatan makanan oleh organisme
autotrof disebut sintesis.
Dalam proses mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik, organisme tersebut
membutuhkan energi. Energi yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari
dan dapat juga dari energi kimia hasil metabolisme tubuh. Organisme Autotrof berkedudukan
sebagai produsen dalam jaring-jaring makanan.
1.2.
Macam-macam
Organisme Autotrof
Berdasarkan jenis energi yang
digunakan saat sintesis makanan, organisme autotrof terbagi menjadi 2, yaitu :
a.
Organisme
Fotoautotrof
Organisme Fotoautotrof adalah organisme
yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan sinar
matahari dan sejenisnya.
Contoh organisme fotoautotrof
adalah tumbuhan hijau.
Proses pembuatan makanan dengan
bantuan sinar matahari oleh tumbuhan hijau disebut fotosintesis. Selain tumbuhan hijau, sejenis bakteri juga
ada yang merupakan organisme fotoautotrof hanya saja prosesnya dilakukan secara
anaerob sehingga tidak dapat
menghasilkan oksigen.
b.
Organisme
Kemoautotrof
Organisme Kemoautotrof adalah
organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan energi kimia
dari hasil reaksi oksidasi molekul.
Contoh organisme kemoautotrof
adalah bakteri.
Pada proses reaksi oksidasi molekul
organik ini dibutuhkan oksigen. Sedangkan senyawa organik yang dapat digunakan dalam
proses kemoautotrof antara lain adalah besi, belerang, nitrogen. Bakteri
Kemoautotrof diberi nama sesuai dengan molekul organik yang menjadi medianya ,
seperti bakteri belerang, bakteri besi,bakteri nitrogen, dll.
Macam-macam
bakteri autotrof
Bakteri
autotrof termasuk organisme yang mensintesis makanan organik mereka sendiri.
Bakteri
autotrof menggunakan bahan anorganik untuk menghasilkan makanan organik.
Bakteri
autotrof mendapatkan karbon dari karbon dioksida dan menggunakan hidrogen yang diperoleh
dari hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), atau hidrogen
(H2).
Bakteri
autotrof dibagi lagi menjadi fototrof dan kemotrof (litotrof dan organotrof) :
1.
Bakteri
Fototrof
Bakteri
fototrof memiliki pigmen fotosintesis pada membran yang disebut ‘bacteriochlorophyll’
(seperti klorofil pada tumbuhan).
Bakteri
fototrof memanfaatkan cahaya matahari untuk membuat makanan dan menghasilkan
energi.
Namun tidak
seperti halnya tumbuhan, bakteri ini tidak menghasilkan oksigen selama
fotosintesis.
Beberapa
bakteri fototrof diantaranya adalah Cyanobacteria, bakteri sulfur hijau,
bakteri Chloroflexi, dan bakteri Purple.
2.
Bakteri
Litotrof
Sumber
energi utama bagi bakteri litotrof adalah senyawa anorganik.
Bakteri ini
mendapatkan nutrisi berupa senyawa anorganik dari mineral pada batuan.
Bakteri ini
membutuhkan karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor serta beberapa elemen
lain.
3.
Bakteri Organotrof
Bakteri
organotrof mendapatkan nutrisi dan menghasilkan energi dari senyawa organik.
Untuk
bertahan hidup, bakteri organotrof mengonsumsi organisme autotrof atau
heterotrofi, susu, daging, dan bahan-bahan yang membusuk (sisa-sisa).
Bakteri
patogen termasuk ke dalam organotrof. Mereka hidup dalam tubuh hewan dan
tumbuhan serta mendapatkan makanan organik dari tubuh inangnya.
Bakteri yang
termasuk organotrof diantaranya bakteri Bacillus, Clostridium atau
Enterobacteriaceae.
1.3.
Metabolisme
Autotrof
Metabolisme
Autotrof - Selain Mikrobia
Heterotrof dalam Ilmu Biologi juga dipelajari mikrobia Autotrof. Mikrobia
Autotrof adalah mikroorganisme yang dapat mensintesis sendiri kebutuhan
hidupanya. Sumber energi yang digunakan mikroorganisme Autotrof adalah sinar
matahari (fotoautotrof ) dan hasil reaksi reduksi oksidasi tanpa
menggunakan sinar matahari (kemoautotrof).
Litotrof
Litotrof merupakan mikroorganisme
yang menggunakan bahan anorganik sebagai donor elektron. Kombinasi antara
sumber energi dan donor elektron yang dibutuhkan dapat membagi mikroorganisme
menjadi kelompok-kelompok berikut :
·
Fotolitotrof yaitu mikroorganisme yang menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi
dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah bakteri-bakteri fotosintetik.
·
Kemolitotrof yang menggunakan sumber energi dari reduksi oksidasi senyawa anorganik
dan menggunakan bahan anorganik sebagai donor elektron Contoh: bakteri sulfur,
bakteri nitrogen dan bakteri yang berperan dalam nitrifikasi.
Fotolitotrof dan
kemolitotrof dapat sering menggunakan CO2
sebagai satu-satunya sumber karbon dan digunakan istilah autotrof untuk menggambarkan
gaya hidup semacam itu. Semua mikroorganisme
autotrof menggunakan CO2 sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan. Nitrogen mereka berasal dari senyawa inorganik seperti NH3,
NO3-, atau N2. Sumber energi untuk organisme seperti itu
adalah oksidasi senyawa inorganik spesifik. Senyawa inorganik mana yang
dioksidasi tergantung pada bakterinya. Banyak autotrof tidak akan tumbuh pada
media yang mengandung materi organik, bahkan agar.
Juga ditemukan diantara
mikroorganisme
autotrof adalah pengoksidasi sulfur atau bakteri pengoksidasi senyawa
sulfur, yang jarang menunjukkan mode metabolisme autotrof secara ketat seperti
bakteri penitrit obligat. Diantara bakteri sulfur terdapat dua organisme yang
sangat menarik, Thiobacillus ferrooxidans, yang memperoleh energinya
dari pertumbuhan autotrof dengan mengoksidasi unsur sulfur atau besi fero
dan Thiobacillus Denitrificans yang memperoleh energinya dengan
mengoksidasi S2O3 secara anaerob, menggunakan NO3-
sebagai satu-satunya akseptor elektron akhir. Bakteri ini mengurangi NO3
menjadi N2 molekular, yang dihasilkan sebagia gas. Proses biologis
ini disebut denitrifikasi.
Semua bakteri
autotrof harus berasimilasi dengan CO2, yang direduksi
menjadi glukosa dimana materi selular organik disintesis. Energi untuk proses
biosintesis ini berasal dari oksidasi senyawa inorganik. Semua bakteri autotrof
dan fototrof secara esensial memiliki bentukan selular organik yang sama yang
ditemukan di bakteri heterotrofik. Dari sudut pandang nutrisional, mode
metabolisme autotrof unik, hanya terjadi di bakteri. Senyawa nitrogen anorganik
yang paling sering digunakan sebagai donor elektron adalah amonia (NH3)
dan nitrit (NO2-), yang dioksidasi secara aerobik oleh bakteri
penitrifikasi kemolitotrof. Contoh bakteri penitrifikasi adalah Nitrosomonas
dan Nitrobacter.
1.4.
Pengertian
Organisme Heterotrof
Heterotrof adalah organisme atau makhluk hidup
yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga makanan diperoleh dari
makhluk hidup lainnya atau dengan cara memakan makhluk hidup lainnya.
Contoh makhluk hidup yang tergolong heterotrof adalah
hewan dan manusia.
Organisme Heterotrof berkedudukan
sebagai konsumen dalam jaring-jaring makanan.
1.5.
Macam-macam
Organisme Heterotrof
Organisme heterotrof dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok berdasarkan jenis makanannya yaitu:
a.
Herbivora
Yaitu hewan yang hanya makan tumbuhan/produsen
(hewan pemakan tumbuhan). Kelompok hewan ini dalam rantai makanan biasanya
bertindak sebagai konsumen tingkat I. Contoh kelompok ini adalah : kambing,
kerbau, sapi, belalang, kupu-kupu, dll.
b.
Karnivora
Yaitu hewan yang hanya makan daging (hewan
lain). Contoh hewan yang termasuk kelompok ini adalah: serigala, harimau,
singa, ular, elang, dan lain-lain.
c.
Omnivora
Yaitu makhluk hidup pemakan hewan dan
tumbuhan (pemakan segala). Contoh makhluk hidup yang termasuk kelompok ini
adalah manusia dan beruang.
Macam-macam bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof mengonsumsi makanan yang sudah
tersedia di lingkungan sekitar mereka. Artinya bakteri ini tidak dapat
mensintesis makanan mereka sendiri.
Pada bakteri autotrof, karbon diperoleh dari
pengubahan karbon dioksida. Sedangkan pada bakteri heterotrofik, karbon berasal
dari senyawa karbon organik.
a. Bakteri
Saprofit
Bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh
nutrisi dari bahan organik yang mati.
Enzim eksogen disekresikan oleh bakteri untuk membantu
menguraikan bahan organik kompleks menjadi bentuk yang mudah larut dan mudah
diserap.
Bakteri akan menyerap nutrisi tersebut untuk
menghasilkan energi.
Bakteri saprofit dianggap sebagai bakteri yang ramah
karena berperan penting dalam ekosistem sebagai dekomposer.
b. Bakteri
Aerobik dan Anaerobik
Bakteri jenis ini dapat menguraikan bahan organik.
Bakteri seperti inilah yang digunakan dalam industri makanan untuk pematangan
keju, melonggarkan serat, dan lain-lain. Proses penguraian bahan organik secara
aerobik disebut sebagai pembusukan atau dekomposisi. Sedangkan penguraian bahan
organik secara anaerobik disebut sebagai fermentasi.
1.6. Metabolisme Heterotrof
Metabolisme
Heterotrof - Dalam Ilmu
Biologi, Mikrobia
Heterotrof menggunakan molekul organik sebagai
sumber energi. Mikrobia heterotrof juga harus melewati serangkaian jalur
katabolis untuk mendapatkan energi. Jalur Heterotrofik yang berlangsung
didalam sel mikrobia diantaranya : Glikolisis, jalur Entner-Doudoroff, Jalur
pentosa fosfat, dan siklus asam sitrat. Berikut adalah penjelasan tiap jalur
pada Metabolisme
Heterotrof.
- Glikolisis
atau Jalur Embden-Meyerhof
·
Jalur Entner-Doudoroff
Beberapa
bakteri menggunakan jalur Entner-Doudoroff sebagai pengganti jalur glikolisis.
Pada jalur ini disamping produk yang dihasilkan sama dengan jalur glikolisis,
juga ditemukan beberapa reaksi yang hampir sama. Meskipun demikian, jalur Entner-Doudoroff
lebih sederhana bila dibandingkan dengan jalur Glikolisis. Jalur
Entner-Doudoroff umumnya ditemukan pada Pseudomonas, Rhizobium, Azetobacter,
Agrobacterium dan beberapa bakteri gram-negatif. Bakteri gram-positif yang
menggunakan jalur ini sangat sedikit misalnya saja Enterococcus Faecalis. Jalur
ini menggunakan enzim yang sama pada glikolisis.
·
Jalur Pentosa Fosfat
Jalur
pentosa fosfat atau heksona monoposfat berlangsung bersamaan dengan jalur
glikolisis atau jalur Entner-Doudoroff. Jalur ini dapat berjalan dengan adanya
oksigen (aerob) atau tanpa oksigen (anaerob). Jalur
Pentosa Fosfat merupakan sumber energi yang penting pada beberapa
organisme. Proses ini juga berperan penting untuk biosintesis organisme
tersebut. Jadi jalur pentosa fosfat merupakan sumber energi yang penting bagi
mikroorganisme. Meskipun demikian, masih lebih banyak yang dimanfaatkan untuk
biosintesis daripada sebagai sumber energi.
- Siklus Asam Sitrat (TCA
Cycle atau Siklus Krebs)
Meskipun
energi dapat diperoleh dari pemecahan piruvat pada jalur sebelumnya, hasil yang
cukup besar dapat dicapai dengan adanya oksigen yaitu melalui oksidasi piruvat
menjadi karbondioksida. Siklus tersebut dinamakan Siklus Asam Sitrat yang
dikenal juga sebagai Siklus Asam
Trikarboksilat. Piruvat tidak langsung memasuki jalur
ini, melainkan sebelumnya harus diubah dulu menjadi Ko-enzim A (asetil KoA).
- Fermentasi
Proses
pembentukan ATP secara anaerob dikenal sebagai fermentasi. Dengan
adanya oksigen produk ATP akan dioksidasi melalui jalur transport elektron.
Jika tidak terdapat oksigen produk tersebut harus dioksidasi kembali menjadi
NAD+. Banyak mikroba yang menggunakan derivate dari piruvat sebagai elektron
dan akseptor H+ yang menyebabkan NADH + H+ dapat direoksidasi menjadi NAD+.
Proses pembentukan energi semacam inilah yang terjadi pada mikroorganisme
anaerob.
1. Fermentasi
Alkohol
yang diawali oleh glikolisis melalui jalur Embden-Meyerhof maupun jalur Entner-Doudoroff.
Asam piruvat hasil glikolisis akan diubah menjadi ethanol dan CO2.
2. Fermentasi
Asam Laktat
merupakan jenis fermentasi yang khas dari bakteri asam laktat dan beberapa
spesies Bacillus. Fermentasi asam laktat dapat dibedakan menjadi fermentasi homolaktit,
dimana semua piruvat direduksi menjadi asam laktat, dan fermentasi heterolaktit
dimana produk lain dapat dibentuk seperti etanol dan CO2.
3. Fermentasi
Asam Format
yang terjadi pada Enterobacteriaceae. Fermentasi asam format dapat
dibedakan juga menjadi fermentasi asam format campuran (menghasilkan produksi
ethanol dan campuran asam seperti asetat, laktat dan suksinat) yang merupakan
kekhasan dari E.coli dan Salmonella. Jenis kedua adalah fermentasi butanediol
yang menghasilkan 2,3-butanediol, etanol,dan sejumlah kecil asam organik.
Fermentasi ini merupakan ciri khas dari Serratia dan Enterobacteriaceae. Reaksi
ini berguna untuk identifikasi jumlah Enterobacteriaceae.
4. Fermentasi
Asam Amino
oleh Clostridium. Reaksi ini dapat menghasilkan ATP dengan mengoksidasi satu
asam amino dan menggunakan asam amino yang lain sebagai akseptor elektron dalam
proses yang dikenal sebagai reaksi stickland.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar